Jumat, 20 November 2015

APAKAH TUHAN MARAH PADAKU ???

KARYA : Tika Nurlaini

APAKAH TUHAN MARAH PADAKU ?? 
Cerita ini merupakan sebuah kisah nyata yang dialami oleh seseorang yang lahir dari keluarga yang sederhana dan ia merupakan Puteri pertama yang lahir dalam keluarga itu. Dari kecil ia dirawat oleh kedua orang tuanya, ia sangat bahagia dan sangat polos, dia sangat lugu, dia belum tahu tentang kehidupan, yang dia tahu hidup hanya untuk bermain.Suatu hari ia diajak pergi oleh ayah dan ibunya, perjalanannya jauh sekali sampai ia pun heran mengapa membawa barang–barang banyak sekali. Entah akan dibawa kemana ia, tetapi yang ada dipikirannya saat itu hanya bersenang – senang dengan kedua orang tuanya. Saat berada didalam bus, ia bertanya kepada ibunya“ mamah kita mau kemana?” lalu ibunya pun tersenyum kepada anaknya dan mencium keningnya sambil memeluknya erat. Ibunya pun menjawab sembari menenangkan anaknya “ kita mau kerumah nenek dan kakek, kamu pasti seneng disana, disana bakalan banyak teman–teman”, lalu anaknya bertanya lagi“ kenapa kita harus kesana ? disini aku punya banyak teman juga” katanya polos.
Ibunya pun tersenyum sambil membelai rambut anaknya dan berkata“ kamu disana juga akan sekolah, sudah ayo bobok besok kalo udah sampe mama bangunin”, ucapnya sambil mencium kening anaknya, dan ayahnyapun berpaling muka menyembunyikan wajah yang merah padam supaya tidak terlihat oleh anaknya.
Dalam benak ayahnya, ia mulai berfikir bagaimana bila anaknya sudah tumbuh dewasa dan mulai mengerti arti perceraian? ia mulai memejamkan mata dan tanpa disadari air matanya mulai turun begitu saja tanpa seizinnya. Pukul 06.00 pagi nya mereka tiba dipulau jawa, Provinsi Yogyakarta. Ibunya pun membawa tas kecil dan menggendong puterinya dan ayahnya menurunkan tas bawaannya dari dalam bus. Anaknya pun terbangun dan heran dimana ia sekarang. Lalu iapun bertanya ”bapak kita dimana? Kok banyak motor?” Tanya si putri. Lalu ayahnya pun menjawab “kita udah di Jogja saying, bentar lagi sampai rumah kakek dan nenek.”
Sampai disebuah  rumah dengan jalan yang menanjak secara asing bagi ia melihat pemandangan yang sangat luas penuh dengan pepohonan tetapi sedikit rumah. Ia berpikir bagaimana ia punya teman banyak disini,?. Tak lama kemudian keluarlah seorang wanita dengan tergopoh-gopoh sambil membawa serbet. Ayahnya pun menyalaminya dan berkata pada putrinya kalau dia nitu neneknya, kemudian wanita itu menggendongnya dan menciumnya sambil berkata,” cucu nenek canti sekali.”
Kata-kata itulah yang ku ingat saat setelah ayah dan ibuku berpisah dan kini aku tau bahwa aku salah telah lahir di dunia ini. Karena ayah dan ibuku bercerai dan aku sangat menyesalinya dan kesal pada diriku sendiri.
Saat ini aku sudah kelas 5 sekolah dasar dan tetangga serta guruku banyak yang bertanya mengapa orangtuaku jarang dating ke Jawa untuk sekedar menenggokku dan nenekku. Tapi aku hanya diam saja entah apa yang ada di pikiranku. Yaa.. ini adalah kisah hidupku dalam benakku mungkin aku berpikir bahwa akulah anak yang paling sengsara tapi  entah benar atau tidak tapi yang jelas aku merasa aku sangat sengsara karena kurang kasih saying dari orangtuaku setelah 14 tahun lamanya. Lebih dari ayah dan ibuku bercerai dan aku kini sudah berusia 16 tahun lebih pula. Aku hanya bertemu ayahku satu tahun sekali. Itupun saat lebaran atau saat kakekku dirawat di rumah sakit karean sakit batu empedu. Dan untuk terakhir kalinya aku bertemu ibuku hanya waktu kelas 2 sekolah dasar, ia selalu menemaniku dan saat ini aku sudah tidak pernah bertemu dengannya lagi.
Entah mengapa saat aku kelas 2 SMK aku merasa hidupku semakin tidak benar. Saat aku menyaksikan dan memperhatikan teman-temanku aku merasa iri dan merasa bahwa hidupnya lebih beruntung daripada aku. Mereka yang masih bisa berkumpul dengan kedua orangtuanya, merasakan kasih saying mereka, hangatnya pelukan dan keharmonisan dalam satu keluarga yang utuh, perhatian darinya, sedangkan aku???? Aku sama sekali tidak pernah merasakan itu semua. Ketika ayahku pulang saaat lebaranpun ia hanya memberikanku uang untuk keperluan sekolahku dan tanpa berbicara apapun.
Saat aku melihat teman-temanku bertanya padaku seperti ini. “ehh.. kemarin kamu lebaran kemana sama orang tuamu??” seakan hatiku sakit dan serasa ingin menagis dan berteriak sejadi-jadinya dan meras sangat malu. Saat itu juga aku bertanya kepada driku sendiri,”hanya ada nenek di rumah”. Saaat kejadian itu meras aku orang yang paling sedih di dunia ini.
Aku tak tau Ibun kandungku tidak pernah menengokku dengan keadaan anaknya yang seperti ini. Aku sangat sedih dan aku berpikir apakh mungkin ia sudah lupa denganku??. Mungkin juga begitu ia sudah punya keluarga baru yang lebih harmonis. Aku sempat berpikir bahwa dia sudah menganggapku tiada karena samapi detik ini pun sama sekali tidak pernah ada telekomunikasi dengannya. Terakhir kalinya aku komunikasi saat akan menjelang Ujian Nasional SMP. Setelah itu sama sekali tidak. Akhirnya aku genap berusia 17 tahun, bahkan tidak ada yang tahu bahwa hari ini adalh hari ulang tahunku yang genap berusia 17 tahun. Yang seharusnya tanggungjawabku lebih besar. Hanya teman-temanku saja yang tau selain itu tidak ada. Bahkan kakek-nenekku saja tidak tau kalau hari ini adlah ulang tahunnku.
Ad teman sebangku bertanyapadaku,”Selamat Ulang Tahun yaa. Wahh dapat hadiah apa dari ayah dan ibumu???.”tanyanya oadaku. Aku tersentak kaget dan membalasnya dengan senyuman tanda mengakhiri pembicaraan tentang masalah orangtuaku. Hatiku seakan rasanya sangat sesak sekali saat pertanyaan tadi ditujukan padaku. Mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada diriku sampai sekarang. Bahkan orangtuaku tidak mengucapkannya sama sekali. Mereka tidak tau apa kalau hari ini adalah hari bahagiaku, tapi itu berbanding terbalik dengan perasaanku. Apakah mereka tidak berpikir untuk mengucapkannya meskipun lewat telepon atau sms saja, apa mereka tidak bisa meluangkan waktunya untukku??. Apakah meraka bahkan lupa pada anaknya sendiri??. Bahkan ayahku tidak tau tanggal lahirku, aku sempat miris saat dulu ia ditanya tanggal lahirku, beliau menjawab lupa.
Aku berpikir aku sudah dilupakan oleh mereka, apakah aku sudah tidak di anggap anaknya. Kehidupanku semakin kacau saat kejadian itu dan aku berharap aku lupa dengan masa laluku yang kelam ini. Karena aku sudah membuat Tuhan marah pada diriku akibat kelakuanku selama ini. Aku jadi jarang bersyukur dan meminta bantuan kepada Tuhan. Aku terus larut dalam kesedihan sampai akhirnya aku mengalami kecelakaan yang sangat parah. Hingga akibatnya mataku harus dioperasi dan mencari pengganti mataku dari pendonor.


Setelah aku sadar semua yang aku lihat gelap semua, entah kenapa apakah mati lampu atau sengaa dimatikan. Aku mendengar ada isak tangisan seseorang saat itu aku baru tersadar bahwa aku itu buta, kini aku tidak bisa melihat pemandangan yang indah lagi, teman-teman dekatku dan orang-orang sekitarku. Dan akupun terdiam menyembunyikan air mataku supaya tidak keluar. Dan saat itupun  aku terbangun dari mimpi burukku, untung hanya mimpi aku berpikir itu sungguhan. Mungkin Tuhan mengingatkanku agar selalu berusaha dan bersyukur meskipun orangtuaku tidak ada disampingku tapi Tuhan selalu disamping menemani hari-hariku dan aku akan memulainya dari nol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar