KARYA : Tika Nurlaini
APAKAH TUHAN MARAH PADAKU ??
Cerita ini merupakan sebuah kisah nyata yang
dialami oleh seseorang yang lahir dari keluarga yang sederhana dan ia merupakan
Puteri pertama yang lahir dalam keluarga itu. Dari kecil ia dirawat oleh kedua
orang tuanya, ia sangat bahagia dan sangat polos, dia sangat lugu, dia belum
tahu tentang kehidupan, yang dia tahu hidup hanya untuk bermain.Suatu hari ia
diajak pergi oleh ayah dan ibunya, perjalanannya jauh sekali sampai ia pun
heran mengapa membawa barang–barang banyak sekali. Entah akan dibawa kemana ia,
tetapi yang ada dipikirannya saat itu hanya bersenang – senang dengan kedua
orang tuanya. Saat berada didalam bus, ia bertanya kepada ibunya“ mamah kita
mau kemana?” lalu ibunya pun tersenyum kepada anaknya dan mencium keningnya
sambil memeluknya erat. Ibunya pun menjawab sembari menenangkan anaknya “ kita
mau kerumah nenek dan kakek, kamu pasti seneng disana, disana bakalan banyak
teman–teman”, lalu anaknya bertanya lagi“ kenapa kita harus kesana ? disini aku
punya banyak teman juga” katanya polos.
Ibunya pun tersenyum sambil membelai rambut
anaknya dan berkata“ kamu disana juga akan sekolah, sudah ayo bobok besok kalo
udah sampe mama bangunin”, ucapnya sambil mencium kening anaknya, dan
ayahnyapun berpaling muka menyembunyikan wajah yang merah padam supaya tidak
terlihat oleh anaknya.
Dalam benak ayahnya, ia mulai berfikir
bagaimana bila anaknya sudah tumbuh dewasa dan mulai mengerti arti perceraian?
ia mulai memejamkan mata dan tanpa disadari air matanya mulai turun begitu saja
tanpa seizinnya. Pukul 06.00 pagi nya mereka tiba dipulau jawa, Provinsi
Yogyakarta. Ibunya pun membawa tas kecil dan menggendong puterinya dan ayahnya
menurunkan tas bawaannya dari dalam bus. Anaknya pun terbangun dan heran dimana
ia sekarang. Lalu iapun bertanya ”bapak kita dimana? Kok banyak motor?” Tanya
si putri. Lalu ayahnya pun menjawab “kita udah di Jogja saying, bentar lagi
sampai rumah kakek dan nenek.”
Sampai disebuah rumah dengan jalan yang menanjak secara asing
bagi ia melihat pemandangan yang sangat luas penuh dengan pepohonan tetapi
sedikit rumah. Ia berpikir bagaimana ia punya teman banyak disini,?. Tak lama
kemudian keluarlah seorang wanita dengan tergopoh-gopoh sambil membawa serbet.
Ayahnya pun menyalaminya dan berkata pada putrinya kalau dia nitu neneknya,
kemudian wanita itu menggendongnya dan menciumnya sambil berkata,” cucu nenek
canti sekali.”
Kata-kata itulah yang ku ingat saat setelah
ayah dan ibuku berpisah dan kini aku tau bahwa aku salah telah lahir di dunia
ini. Karena ayah dan ibuku bercerai dan aku sangat menyesalinya dan kesal pada
diriku sendiri.
Saat ini aku sudah kelas 5 sekolah dasar
dan tetangga serta guruku banyak yang bertanya mengapa orangtuaku jarang dating
ke Jawa untuk sekedar menenggokku dan nenekku. Tapi aku hanya diam saja entah
apa yang ada di pikiranku. Yaa.. ini adalah kisah hidupku dalam benakku mungkin
aku berpikir bahwa akulah anak yang paling sengsara tapi entah benar atau tidak tapi yang jelas aku
merasa aku sangat sengsara karena kurang kasih saying dari orangtuaku setelah
14 tahun lamanya. Lebih dari ayah dan ibuku bercerai dan aku kini sudah berusia
16 tahun lebih pula. Aku hanya bertemu ayahku satu tahun sekali. Itupun saat
lebaran atau saat kakekku dirawat di rumah sakit karean sakit batu empedu. Dan
untuk terakhir kalinya aku bertemu ibuku hanya waktu kelas 2 sekolah dasar, ia
selalu menemaniku dan saat ini aku sudah tidak pernah bertemu dengannya lagi.
Entah mengapa saat aku kelas 2 SMK aku
merasa hidupku semakin tidak benar. Saat aku menyaksikan dan memperhatikan
teman-temanku aku merasa iri dan merasa bahwa hidupnya lebih beruntung daripada
aku. Mereka yang masih bisa berkumpul dengan kedua orangtuanya, merasakan kasih
saying mereka, hangatnya pelukan dan keharmonisan dalam satu keluarga yang
utuh, perhatian darinya, sedangkan aku???? Aku sama sekali tidak pernah
merasakan itu semua. Ketika ayahku pulang saaat lebaranpun ia hanya
memberikanku uang untuk keperluan sekolahku dan tanpa berbicara apapun.
Saat aku melihat teman-temanku bertanya
padaku seperti ini. “ehh.. kemarin kamu lebaran kemana sama orang tuamu??”
seakan hatiku sakit dan serasa ingin menagis dan berteriak sejadi-jadinya dan
meras sangat malu. Saat itu juga aku bertanya kepada driku sendiri,”hanya ada
nenek di rumah”. Saaat kejadian itu meras aku orang yang paling sedih di dunia
ini.
Aku tak tau Ibun kandungku tidak pernah
menengokku dengan keadaan anaknya yang seperti ini. Aku sangat sedih dan aku
berpikir apakh mungkin ia sudah lupa denganku??. Mungkin juga begitu ia sudah
punya keluarga baru yang lebih harmonis. Aku sempat berpikir bahwa dia sudah
menganggapku tiada karena samapi detik ini pun sama sekali tidak pernah ada
telekomunikasi dengannya. Terakhir kalinya aku komunikasi saat akan menjelang
Ujian Nasional SMP. Setelah itu sama sekali tidak. Akhirnya aku genap berusia
17 tahun, bahkan tidak ada yang tahu bahwa hari ini adalh hari ulang tahunku
yang genap berusia 17 tahun. Yang seharusnya tanggungjawabku lebih besar. Hanya
teman-temanku saja yang tau selain itu tidak ada. Bahkan kakek-nenekku saja
tidak tau kalau hari ini adlah ulang tahunnku.
Ad teman sebangku bertanyapadaku,”Selamat
Ulang Tahun yaa. Wahh dapat hadiah apa dari ayah dan ibumu???.”tanyanya oadaku.
Aku tersentak kaget dan membalasnya dengan senyuman tanda mengakhiri
pembicaraan tentang masalah orangtuaku. Hatiku seakan rasanya sangat sesak
sekali saat pertanyaan tadi ditujukan padaku. Mereka tidak tau apa yang
sebenarnya terjadi pada diriku sampai sekarang. Bahkan orangtuaku tidak
mengucapkannya sama sekali. Mereka tidak tau apa kalau hari ini adalah hari
bahagiaku, tapi itu berbanding terbalik dengan perasaanku. Apakah mereka tidak
berpikir untuk mengucapkannya meskipun lewat telepon atau sms saja, apa mereka
tidak bisa meluangkan waktunya untukku??. Apakah meraka bahkan lupa pada
anaknya sendiri??. Bahkan ayahku tidak tau tanggal lahirku, aku sempat miris
saat dulu ia ditanya tanggal lahirku, beliau menjawab lupa.
Aku berpikir aku sudah dilupakan oleh
mereka, apakah aku sudah tidak di anggap anaknya. Kehidupanku semakin kacau
saat kejadian itu dan aku berharap aku lupa dengan masa laluku yang kelam ini.
Karena aku sudah membuat Tuhan marah pada diriku akibat kelakuanku selama ini.
Aku jadi jarang bersyukur dan meminta bantuan kepada Tuhan. Aku terus larut
dalam kesedihan sampai akhirnya aku mengalami kecelakaan yang sangat parah.
Hingga akibatnya mataku harus dioperasi dan mencari pengganti mataku dari
pendonor.
Setelah aku sadar semua yang aku lihat
gelap semua, entah kenapa apakah mati lampu atau sengaa dimatikan. Aku
mendengar ada isak tangisan seseorang saat itu aku baru tersadar bahwa aku itu
buta, kini aku tidak bisa melihat pemandangan yang indah lagi, teman-teman
dekatku dan orang-orang sekitarku. Dan akupun terdiam menyembunyikan air mataku
supaya tidak keluar. Dan saat itupun aku
terbangun dari mimpi burukku, untung hanya mimpi aku berpikir itu sungguhan.
Mungkin Tuhan mengingatkanku agar selalu berusaha dan bersyukur meskipun
orangtuaku tidak ada disampingku tapi Tuhan selalu disamping menemani
hari-hariku dan aku akan memulainya dari nol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar